Profil Desa Pujodadi

Ketahui informasi secara rinci Desa Pujodadi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pujodadi

Tentang Kami

Profil Desa Pujodadi, Kecamatan Bonorowo, Kabupaten Kebumen. Mengupas semangat filosofis "Pujodadi" (menjadi terpuji/makmur) yang terwujud melalui produktivitas pertanian padi dan hortikultura,

  • Identitas Filosofis "Pujodadi"

    Memiliki nama yang mencerminkan aspirasi dan etos kerja masyarakatnya untuk meraih kemakmuran (rejo) dan menjadi desa yang terpuji (pujo) melalui kerja keras di sektor pertanian.

  • Lumbung Pangan yang Dinamis

    Selain menjadi produsen utama padi, desa ini menunjukkan dinamika agribisnis melalui diversifikasi ke tanaman hortikultura bernilai ekonomi tinggi seperti semangka dan cabai.

  • Resiliensi Komunal

    Sebagai desa di dataran rendah, masyarakatnya memiliki modal sosial yang kuat dan semangat gotong royong yang tinggi sebagai strategi utama dalam menghadapi dan beradaptasi dengan tantangan bencana banjir tahunan.

XM Broker

Di jantung Kecamatan Bonorowo, sebuah kawasan yang dikenal sebagai lumbung pangan Kabupaten Kebumen, terletak Desa Pujodadi. Nama desa ini bukanlah sekadar penanda geografis, melainkan sebuah cerminan filosofi, doa dan aspirasi masyarakatnya. "Pujodadi", yang dapat diartikan sebagai "menjadi terpuji" atau "menjadi makmur", adalah semangat yang menjiwai setiap jengkal tanah subur dan setiap butir peluh petaninya. Desa ini adalah potret tentang bagaimana kerja keras, inovasi, dan semangat komunal berpadu untuk mewujudkan kemakmuran di tengah tantangan alam dataran rendah.

Filosofi "Pujodadi" dan Potret Geografis Desa

Nama Pujodadi mengandung visi kolektif masyarakatnya untuk menjadi sebuah komunitas yang sejahtera (dadi rejo) dan patut dibanggakan (pantes dipuji). Filosofi ini menjadi etos kerja yang mendorong warganya untuk senantiasa berusaha mengolah lahan pertanian mereka secara optimal demi mencapai kehidupan yang lebih baik. Visi ini terpatri dalam identitas desa dan diwariskan dari generasi ke generasi.Secara geografis, Desa Pujodadi memiliki luas wilayah sekitar 1,81 kilometer persegi. Wilayahnya merupakan bagian dari hamparan dataran rendah di selatan Kebumen yang sangat subur. Topografi yang datar dan dialiri oleh jaringan irigasi teknis yang teratur menjadikan desa ini sebagai lahan ideal untuk pertanian intensif, khususnya padi sawah.Batas-batas wilayah Desa Pujodadi meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Rowosari

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Balorejo

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Sirnoboyo

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Bonorowo

Berdasarkan data kependudukan per 25 Agustus 2025, Desa Pujodadi dihuni oleh 2.051 jiwa. Dengan luas wilayah 1,81 km², maka tingkat kepadatan penduduknya tergolong tinggi, yakni sekitar 1.133 jiwa per kilometer persegi. Tingginya kepadatan ini menunjukkan bahwa lahan yang produktif mampu menopang populasi yang padat dan dinamis.

Pertanian Padi dan Dinamika Hortikultura

Sebagai pilar utama lumbung pangan, fondasi ekonomi Desa Pujodadi ialah pertanian padi sawah. Dukungan sistem irigasi teknis yang memadai memungkinkan para petani untuk panen hingga tiga kali dalam setahun, sebuah siklus produktivitas yang menjadi motor utama perekonomian desa. Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti traktor dan mesin panen, telah menjadi hal yang lumrah dan berkontribusi pada efisiensi serta efektivitas kerja.Namun yang membuat Desa Pujodadi menonjol ialah dinamisme para petaninya dalam melakukan diversifikasi tanaman. Mereka tidak hanya terpaku pada padi, tetapi juga aktif membudidayakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Di musim-musim tertentu, pemandangan hamparan sawah hijau akan berselingan dengan ladang semangka yang ranum atau kebun cabai yang memerah.Komoditas seperti semangka, cabai, dan berbagai jenis sayuran lainnya menjadi sumber pendapatan alternatif yang sangat signifikan. Keberanian petani untuk berinovasi dan mengambil risiko dengan menanam komoditas bernilai tinggi ini adalah perwujudan nyata dari semangat "Pujodadi" untuk terus bergerak menuju kemakmuran. Keberhasilan ini tidak lepas dari peran aktif Kelompok Tani (Poktan) dalam berbagi pengetahuan, teknik budidaya, dan akses pasar.

Resiliensi Komunal Menghadapi Ancaman Banjir

Seperti halnya desa-desa lain di Kecamatan Bonorowo, anugerah kesuburan tanah di Pujodadi datang bersamaan dengan tantangan alam yang berat, yaitu kerentanan terhadap bencana banjir. Letaknya di dataran rendah membuat desa ini menjadi langganan genangan air saat curah hujan tinggi atau ketika sungai-sungai di sekitarnya meluap.Banjir bukan lagi dianggap sebagai musibah tak terduga, melainkan sebuah siklus alam yang harus dihadapi dengan kesiapsiagaan dan strategi adaptasi. Ancaman gagal panen (puso), kerusakan infrastruktur, dan terganggunya aktivitas sehari-hari adalah risiko yang selalu mengintai.Menghadapi hal ini, masyarakat Desa Pujodadi menunjukkan tingkat resiliensi komunal yang luar biasa. Modal sosial termanifestasi dalam semangat gotong royong yang sangat kuat. Saat tanda-tanda banjir mulai terlihat, sistem informasi dari mulut ke mulut atau melalui grup percakapan menjadi peringatan dini yang efektif. Warga akan bahu-membahu mengamankan harta benda, mengevakuasi ternak ke tempat yang lebih tinggi, dan memperkuat tanggul-tanggul darurat. Solidaritas sosial ini menjadi benteng pertahanan paling ampuh dalam meminimalisir kerugian dan mempercepat proses pemulihan pascabencana.

Kehidupan Sosial dan Semangat Gotong Royong

Kehidupan sosial di Desa Pujodadi sangat erat dan komunal, dengan ritme yang sangat dipengaruhi oleh kalender pertanian. Musyawarah di tingkat kelompok tani atau pertemuan warga di balai desa menjadi ajang penting untuk mengambil keputusan bersama, mulai dari penentuan jadwal tanam hingga perencanaan kerja bakti.Semangat "Pujodadi" juga tercermin dalam kehidupan beragama dan budaya. Kegiatan-kegiatan keagamaan dan tradisi lokal seperti kenduri atau syukuran panen menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan memanjatkan rasa syukur secara bersama-sama.Dari sisi infrastruktur, akses jalan di Desa Pujodadi relatif baik karena berada di medan yang datar, memudahkan distribusi hasil panen dan mobilitas warga. Akses terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan di pusat kecamatan juga terjangkau. Semangat gotong royong warga seringkali menjadi solusi cepat untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil pada fasilitas umum, menunjukkan tingkat kemandirian komunitas yang tinggi.

Visi Masa Depan: Inovasi dan Penguatan Ketangguhan

Visi pembangunan Desa Pujodadi di masa depan berfokus pada dua pilar utama: inovasi agribisnis dan penguatan ketangguhan terhadap bencana. Semangat untuk menjadi desa yang "terpuji" dan "makmur" diterjemahkan ke dalam langkah-langkah strategis yang modern dan adaptif.Di bidang inovasi, desa ini memiliki potensi untuk menjadi pusat agribisnis hortikultura yang lebih besar, dengan penguatan pada sisi pascapanen dan pemasaran. Pembentukan koperasi petani untuk mengelola hasil panen secara kolektif dapat meningkatkan posisi tawar di hadapan tengkulak.Di bidang ketangguhan, kolaborasi dengan pemerintah dan lembaga terkait untuk membangun sistem mitigasi banjir yang lebih permanen, seperti peninggian tanggul sungai dan normalisasi saluran drainase, menjadi sebuah keniscayaan. Peningkatan literasi kebencanaan di kalangan masyarakat juga terus dilakukan agar strategi adaptasi yang sudah ada dapat diwariskan dan diperkuat.Desa Pujodadi adalah bukti bahwa nama bisa menjadi sumber kekuatan. Dengan semangat untuk terus berinovasi dan bekerja sama, masyarakatnya tidak hanya bertahan di tengah tantangan, tetapi juga secara aktif membangun dan mewujudkan visi kemakmuran dari hamparan tanah subur yang mereka cintai.